Jakarta -
Selama pandemi COVID-19, orang Indonesia disebut malah semakin malas menyikat gigi. Sistem Work from Home membuat banyak orang menyepelekan pentingnya sikat gigi. Tak lain, karena tak banyak berinteraksi tatap muka dengan orang lain.
Menurut Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation, drg Ratu Mirah Afifah, GCClindent, MDSc, setahun pandemi membuat masyarakat semakin melek soal pentingnya kesehatan fisik dan mental.
Namun ia menyayangkan, 50 persen responden survei mengaku malas menyikat gigi. Padahal, mulut adalah "pintu gerbang" masuknya kuman dan virus penyebab penyakit.
"Sebelum pandemi, orang kurang memperhatikan. Tapi ketika pandemi, lebih berat lagi. Sudah 1 tahun pandemi menyebabkan permasalahan di kesehatan gigi dan mulut. Hasil di Indonesia menunjukkan, 73 persen mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut," ujarnya, Jumat (19/3/2021).
Menurut dr Mirah, masalah yang paling sering muncul setahun terakhir ini adalah mulut kering, bau mulut (halitosis), gusi berdarah saat sikat gigi, dan nyeri pada gigi dan gusi. |
Dipaparkannya, 30 persen responden mengaku pernah melewati 1 hari penuh tanpa menyikat gigi.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Dr drg R.M Sri Hananto Seno, SpBM(K). MM menambahkan, jika gigi tidak disikat selama 24 jam, akan terjadi fermentasi mikroorganisme di plak gigi. Hal inilah yang menyebabkan peradangan pada gusi.
"Peradangan akan tinggi jika COVID-19 masuk ke dalam peradangan ini. Lebih ganas 3 kali lipat penyebaran, lebih cepat ke pembuluh darah. Gigi dan mulut kalau tidak bersih, akan mempercepat perkembangbiakan mikroorganisme," ujar dr seno.