Riset di Indonesia: 88,8% Punya Masalah Gigi Berlubang
www.nusabali.com-riset-di-indonesia-888-punya-masalah-gigi-berlubang
NusaBali.com - Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN), Senin (14/10/2019) di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Saraswati Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar.-ZAKKY
16 Oct 2019 09:01:38 • 541
A | A
Para dokter gigi berpengalaman dan mahasiswa FKG Unmas Denpasar memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
DENPASAR, NusaBali.com
Masalah gigi berlubang masih menjadi masalah besar di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 88,8% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang, bahkan permasalahan ini juga dialami oleh 92,6% anak Indonesia berumur 5 tahun. Demikian ungkap drg Ratu Mirah Afifah, Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Unilever Indonesia Foundation.
"Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, mengingat kondisi gigi susu sangat memengaruhi kondisi dan struktur gigi permanen di masa mendatang," ucap Ratu Mirah ditemui di acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN), Senin (14/10/2019) di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Saraswati Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
Karena itu, lewat BKGN yang memasuki kali pelaksanaan kesepuluh ini, pihaknya mengajak semua orang, khususnya masyarakat kota Denpasar mewujudkan Indonesia bebas gigi berlubang. BKGN ini merupakan agenda tahunan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) bekerja sama dengan Unilever Indonesia.
Menurutnya edukasi berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara konsisten masih sangat dibutuhkan. "Pada BKGN tahun ini kami memulai gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ untuk membebaskan senyum keluarga Indonesia dari gigi berlubang. Dalam gerakan ini, tentunya kami merangkul kontribusi dari seluruh masyarakat Indonesia,” lanjut Mirah.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar (FKG Unmas), drg Dewa Made Wedagama menambahkan, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam merawat kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama yang masih perlu dibenahi. "Khusus di wilayah Bali, Riskesdas 2018 menunjukkan baru 5,3 persen masyarakat menyikat gigi pada waktu yang tepat, dua kali sehari, yakni, setelah sarapan dan sebelum tidur," paparnya.
Selain itu, Wedagama menyebutkan, permasalahan gigi dan mulut masyarakat Bali sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yaitu sebesar 58,4 persen. "Salah satunya disebabkan karena sebanyak 95,7 persen masyarakat Bali tidak pernah berkunjung ke tenaga medis gigi," tambahnya.
Dengan demikian, menurutnya BKGN 2019 Bali menjadi momen tepat bagi masyarakat untuk memulai kebiasaan baik merawat kesehatan gigi dan mulut. Digelar hingga Rabu (16/10/2019), para dokter gigi berpengalaman RSGM dan mahasiswa FKG Unmas Denpasar bakal memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, edukasi soal menyikat dan anjuran untuk membiasakan berkunjung ke dokter gigi pada masyarakat.
BKGN 2019 digelar di 24 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia hingga Desember mendatang, dengan target menjangkau 64.000 orang. Selama sembilan tahun sebelumnya, BGKN melibatkan lebih dari 100 PDGI Cabang dan 23 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di seluruh Indonesia, 14.250 dokter gigi dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.*has