Cegah Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut, Jangan Asal Sikat Gigi Ya!
Masih banyak masyarakat yang menyepelekan cara menyikat gigi, dan melakukannya asal-asalan.
M. Reza Sulaiman
Rabu, 02 Oktober 2019 | 17:45 WIB
Menyikat gigi merupakan langkah pertama mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menyepelekan cara menyikat gigi, dan melakukannya asal-asalan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, baru 6 persen masyarakat menyikat gigi pada waktu yang tepat, yakni dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur. Sebanyak 93,5 persen warga DIY pun tidak pernah berkunjung ke tenaga medis gigi.
Akibatnya, angka prevalensi masalah gigi dan mulut di Yogyakarta masih cukup tinggi, hingga mencapai 65 persen.
Praktisi kesehatan gigi, drg. Ratu Mirah Afifah mengungkapkan, gigi berlubang masih menjadi masalah besar di Indonesia. Dari hasil Riskesdas 2018, 88,8 persen masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang.
"Permasalahan ini dialami oleh 92,6 persen anak berumur 5 tahun. Ini tentunya sangat memprihatinkan mengingat kondisi gigi susu sangat mempengaruhi kondisi dan struktur gigi permanen di masa mendatang," imbuhnya.
Sejumlah siswa Sekolah Dasar menyikat gigi bersama dalam gerakan Indonesia Tersenyum di Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2019 di Jakarta, Sabtu (7/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Sejumlah siswa Sekolah Dasar menyikat gigi bersama dalam gerakan Indonesia Tersenyum di Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2019 di Jakarta, Sabtu (7/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM, drg. Ahmad Syaify disela acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional di kampus setempat, Rabu (2/10/2019), menyebut mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama.
Rendahnya kesadaran warga akan kesehatan gigi, menurut Ahmad bisa terlihat dari kedatangan pasien ke dokter gigi hanya saat sakit atau mengalami keluhan. Padahal periksa gigi yang tepat seharusnya justru saat gigi tidak sakit.
"Namun seringkali saat gigi tidak lagi sakit, maka pasien tidak mau periksa lagi. Padahal bila gigi tidak sakit justru menandakan gigi itu merupakan gigi mati yang jadi sumber infeksi," tandasnya.