Jakarta - Sebagian orang berpendapat, lebih baik sakit hati daripada sakit
gigi. Setuju ya, Bun? Ngomongin kesehatan gigi, drg. Yudha Rismanto, Sp.Perio mengatakan, keluhan yang datang dari pasien ke dokter enggak jauh-jauh dari gigi sakit, gusi bengkak, rasa enggak nyaman, dan bau mulut.
Untuk itu, ia mengimbau agar orang dewasa dan anak-anak selalu menjaga kesehatan mulutnya. Yudha menjelaskan tanda gigi dan mulut yang sehat, bisa digunakan untuk mengunyah dan mengecap secara optimal.
"Gusinya bagus enggak ada lubang, gusi enggak meradang dan enggak bau mulut," ujar Yudha di acara Listerine 'Ubah dengan Suara', di sebuah hotel kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Kenapa bisa bau mulut? Yudha bilang, bau mulut datangnya dari kuman. Dalam 24 jam, jika tidak menyikat gigi maka koloni kuman tadi akan matang dan aktif di mulut. Akibatnya kuman menghasilkan metabolisme yang disebut halitosis, lalu timbul lah plak.
"Kalau sudah parah, ia akan mengganggu sistemik, mengganggu organ kardiovaskular, mengganggu kehamilan, dan lainnya," tutur Yudha.
Lalu, bagaimana cara merawat
kesehatan gigi dan mulut anak yang benar. Simak pemaparan Yudha, yuk.
1. Sikat gigi dua kali sehariKenapa dua kali sikat gigi? Karena ada koloni kuman, Bun. Kata Yudha, kalau sudah matang (memakan waktu 10 - 12 jam), maka kuman akan bersifat destruktif.
"Pagi setelah mulut kita tidur, air liur pH-nya drop, metabolisme kuman menjadi gas, makanya jadi bau mulut. Makanya pagi setelah makan kita harus sikat gigi. Begitu pula malam harinya sebelum tidur," kata Yudha.
 Cara Jitu Mengajari Anak Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut/ Foto: Thinkstock |
2. FlossingSetelah sikat gigi, dianjurkan Yudha untuk
flossing, membersihkan sela-sela gigi memakai benang. Waktunya pun sama, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
"Sikat gigi dan
flossing baru membersihkan permukaan gigi sebanyak 25 persen," ujar Yudha.
3. RinsingRinsing atau berkumur adalah cara terakhir yang harus dilakukan. Setelah bersih 25 persen, 75 persen kebersihan gigi dan mulut ternyata datang dari aktivitas rinsing.
"ADA (
American Dentists Associations) dan PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) merekomendasikan rinsing setelah flossing. Pasien yang menambahkan essential oil (obat kumur) menjadi lebih sehat daerah gingival-nya," lanjut Yudha.
Lalu bagaimana dengan anak-anak? Kata Yudha, anak-anak boleh saja berkumur asal dalam pengawasan jika usianya di bawah enam tahun. Amannya, jika tak ingin khawatir obat kumurnya tertelan, bisa pakai air garam infus yang bisa dibeli di apotek.
"
Anak-anak harus dilatih dulu sampai bisa membuang air kumuran. Kalau belum bisa, gosokkan giginya dengan waslap yang sudah dibasahi dengan obat kumur," tutup Yudha.