Jakarta - Kanker mulut adalah salah satu jenis kanker yang kurang mendapatkan awareness dari masyarakat Indonesia. Seringkali orang kebingungan mengenali gejala yang nampak dari kanker mulut dibandingkan dengan jenis kanker lainnya seperti kanker payudara atau kanker serviks. Padahal, data pada tahun 2009 menyatakan kanker mulut menempati peringkat ke-6 terbanyak di seluruh dunia.
Pada Rabu silam (26/9/2018), Universitas Indonesia pun mengadakan gerakan UI Peduli Aksi. Gerakan ini dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah termasuk masalah kesehatan di masyarakat. Salah satu gerakan UI Peduli aksi telah dilakukan oleh Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada wilayah Condet, Jakarta Timur. Kegiatan dilakukan dalam bentuk diskusi kelompok, penyuluhan tentang deteksi dini dan cara pencegahan kanker mulut.
Dr. Febrina Rahmayanti, drg, SpPM(K), Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, mengungkap kegiatan ini adalah salah satu bentuk kegiatan UI Peduli Aksi pada bidang kedokteran gigi, khususnya Ilmu Penyakit Mulut.
Kanker mulut adalah kanker yang timbul pada semua bagian mulut.
Kanker mulut dapat terjadi di bibir, gusi, lidah, dinding mulut, dan langit-langit mulut atau dasar mulut.
Ada banyak yang harus diwaspadai untuk mendeteksi kanker mulut, seperti salah satunya yang paling umum adalah sariawan.
Dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Dr drg Yuniardini Septorini Wimardhani, MScDent menjelaskan perbedaan sariawan biasa dan sariawan yang merupakan tanda kanker rongga mulut.
"Kalau sariawan yang tidak terkait dengan kanker rongga mulut warnanya putih kekuningan, bentuknya kecil, berpindah lokasi, misalnya di pipi, dekat bibir, bisa di bawah lidah, dan sembuh dalam waktu 1-2 minggu atau tanpa pengobatan bisa hilang," jelasnya kepada
detikHealth beberapa waktu lalu.
Selain sariawan, jika ditemukan pembengkakan, pendarahan yang tidak jelas sebabnya, rasa sakit atau nyeri di bagian wajah, mulut serta
leher, kesulitan mengunyah atau menelan, suara serak, dan kesulitan berbicara, maka ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.