Rs-alirsyadsurabaya.co.id-Mulut merupakan gerbang masuknya
berbagai penyakit, termasuk bakteri yang berkembang biak dalam gigi,
mulut dan gusi. Apalagi jika gigi tersebut rusak, kuman akan dengan
mudahnya masuk.
Kebiasaan dari anak-anak yang sering mengonsumsi makanan mengandung
banyak gula, asam, bertekstur keras atau ekstrim panas dan dingin secara
rutin dan tanpa diiringi oleh perawatan yang baik dapat menyebabkan
permasalahan pada gigi, misalnya timbul karies gigi, berlubang atau gigi
yang berubah warna (stained teeth).
Bakteri yang umum di area gigi adalah streptococcus mutans, di dalam gigi, bakteri tersebut melepaskan asam sehingga kondisi di permukaan gigi dapat dengan mudah mengalami lubang.
Sehingga jika gigi tersebut rusak maka fungsi kunyahnya akan
terganggu dan asupannya pun ikut terganggu pula. Anak akan menjadi
pemilih dalam memilih makanan, mereka lebih memilih makanan yang lunak
daripada yang kasar bahkan lebih senang meminum susu.
“Anak akan cenderung lebih senang minum susu, sehingga nutrisi dalam
tubuh pun berkurang,” papar drg. Rahmah Nadira, Sp.KGA, dokter spesialis
gigi anak Rumah Sakit (RS) Al Irsyad Surabaya.
Jika anak tersebut tidak makan seperti manusia normal lainnya,
apalagi saat masih dalam proses tumbuh kembang maka rahangnya tidak akan
tumbuh dengan sempurna. Karena rahang ini tumbuh karena sering
digunakan.
“Jika jarang digunakan maka punya kecenderungan rahangnya jadi kecil dan tidak bisa sempurna,” lanjutnya.
Menurutnya, jenis-jenis perawatan gigi sangat banyak, misalnya ada
perawatan kuratif (pencegahan) dan preventif (pengobatan). Jika dalam
perawatan kuratif, untuk mencegah timbulnya karies gigi, salah satunya
dengan dibawa ke dokter gigi dan mendapat perawatan dengan fluor.
Sedangkan perawatan preventif atau sudah terjadi lubang maka akan
dilakukan penambalan. Bila sudah tidak bisa dilakukan penambalan maka
dilakukan pencabutan.
Gigi susu mulai muncul pada usia enam bulan, delapan bulan atau
bahkan 12 bulan, hingga lengkap sampai pada usia dua tahun. Hal itu bisa
lambat atau cepat tergantung dari ketebalan gusi, tulang atau
tergantung lengkung rahan dan nutrisi yang diberikan
Untuk kasus pada anak-anak, merawat gigi harus dimulai dengan
perawatan gigi susu. Apabila ada lubang maka harus ditambal karena gigi
susu juga berfungsi sebagai fungsi kunyah, sehingga harus dipertahankan
hingga gigi permanen tumbuh.
Ketidaktahuan orangtua pada pertumbuhan gigi anak mempengaruhi
perawatan dari gigi tersebut. Mereka sering kali menganggap bahwa gigi
pada anak kecil itu masih gigi susu belum gigi permanen, sehingga kerap
menyepelekan.
“Untuk meningkatkan kesadaran orangtua tersebut, perlu adanya
edukasi. Sehingga mereka tahu informasi dari pentingnya merawat gigi
sejak dini,” pesan dokter spesialis gigi anak tersebut.
(Gth)