Jika Anda pernah mengalami gigi yang ngilu dan mendadak
nyut-nyutan saat sedang menyantap makanan dingin atau makanan manis,
Anda mungkin memiliki gigi sensitif.
Kondisi ini tak bisa dianggap sepele, apalagi dibiarkan tanpa
penanganan apa-apa, karena rasa ngilu akibat gigi sensitif tidak dapat
sembuh sendiri dan akan bertambah parah jika diabaikan.
Jika Anda memiliki gigi sensitif, Anda harus melakukan
perawatan khusus agar rasa ngilu tidak datang kembali sewaktu-waktu saat
makan. Anda tentu tak mau bukan, kebersamaan dengan orang terdekat jadi
terganggu akibat gigi senat-senut?
Siapa saja yang rentan memiliki gigi sensitif?
Menurut riset yang dilakukan Ipsos Indonesia di 2011,
sebanyak 45% orang Indonesia merasakan ngilu dan nyeri yang menusuk saat
mengonsumsi makanan dan minuman dingin, panas, manis, atau asam. Namun,
lebih dari setengahnya tidak menyadari bahwa mereka memiliki gigi
sensitif, sehingga tidak melakukan perawatan dengan pasta gigi khusus
gigi sensitif, dan tak memeriksakannya ke dokter sampai kondisinya sudah
berkelanjutan.
Gigi sensitif bisa terjadi pada siapapun, dan kapanpun.
Gigi Anda bisa saja dulunya tak bermasalah, tapi baru mulai sensitif
setelah memasuki usia tertentu. Umumnya, gigi sensitif terjadi di usia
antara 20 hingga 50 tahun, meskipun ada juga beberapa remaja maupun kaum
lansia di atas 70 tahun yang memiliki gigi sensitif. Selain itu, wanita
lebih rentan memiliki gigi sensitif dibandingkan pria.
Apakah Anda salah satunya?
Penyebab gigi sensitif
Gigi menjadi sensitif ketika lapisan dentin terekspos,
sehingga serabut saraf pun ikut terekspos. Beberapa hal yang dapat
membuat ini terjadi adalah adanya peradangan gusi, menyikat gigi terlalu
keras, gigi yang retak akibat plak, makanan yang asam, kebiasaan
menggeretakkan gigi, dan menggunakan produk pemutih gigi yang terlalu
keras.
Kenapa gigi sensitif tak boleh dibiarkan saja?
Gigi sensitif menyebabkan rasa ngilu dan nyeri setiap
Anda makan atau minum dingin, panas, asam, atau manis. Jika tidak
ditangani, ini akan menghalangi Anda untuk menikmati berbagai makanan
dan minuman favorit.
Namun, jika gigi sensitif dibiarkan berlarut-larut tanpa
ada perawatan, kondisi ini bisa menjadi makin parah, menyebabkan nyeri
berkepanjangan, dan sensitivitas yang makin tinggi.
Pada tahap lanjut, gigi sensitif bahkan bisa terasa nyeri dan ngilu saat terkena angin.
Selain itu, gigi sensitif juga bisa berdampak pada
komplikasi lain di mulut Anda. Terkadang gigi sensitif adalah salah satu
gejala gigi berlubang atau karies gigi.
Lubang yang tak segera ditangani bisa berlanjut menjadi infeksi pada
gusi dan rahang, disertai rasa sakit, pembengkakan, dan risiko
menyebarnya infeksi ke area lain di kepala dan bahkan leher. Untuk
mencegah ini terjadi, periksakan ke dokter gigi untuk mencari tahu apa
penyebab gigi sensitif Anda.
Bagaimana cara mengatasi gigi sensitif?
1. Periksakan ke dokter gigi
Untuk penanganan gigi sensitif, ada baiknya Anda memeriksakan dan konsultasikan ke dokter gigi.
Menurut anjuran kesehatan yang umum, tiap orang wajib
memeriksakan giginya setiap 6 bulan sekali. Dari pemeriksaan tersebut,
dokter bisa menangani dan mengetahui masalah kerusakan gigi. Dokter gigi
Anda mungkin akan memberikan satu dari berbagai macam perawatan
tergantung dari kondisi Anda.
Ada 3 jenis tindakan yang biasa dilakukan dokter gigi untuk mengatasi gigi sensitif:
- Dental bonding. Permukaan akar gigi yang
terekspos, dapat diobati dengan mengaplikasikan lapisan (resin) yang
berikatan dengan permukaan gigi yang sensitif.
- Bedah gusi. Saat akar gigi kehilangan lapisan gusi,
sejumlah kecil jaringan gusi dapat diambil dari bagian lain untuk
dilekatkan pada bagian gusi yang hilang ini. Hal ini bertujuan untuk
melindungi akar gigi dan mengurangi sensitivitas.
- Saluran akar. Jika ngilu yang Anda dirasakan pada gigi sudah parah, dokter gigi mungkin akan menyarankan perawatan saluran akar,
yaitu prosedur yang digunakan untuk mengobati masalah pada pulpa gigi.
Teknik ini didapuk paling ampuh dalam menyembuhkan gigi sensitif.
2. Jangan menyikat gigi terlalu keras
Banyak orang yang menyikat gigi sekencang dan sekeras
mungkin dengan anggapan hal itu bisa menghilangkan semua plak dan
kotoran di gigi.
Sebetulnya, menyikat gigi terlalu keras dapat merusak
struktur lapisan gigi dan memicu gusi jadi kendur. Ketika gusi kendur,
akar dan saraf-saraf pada gigi jadi tidak bisa tertutup gusi dengan
sempurna. Akibatny,a akar dan saraf-saraf gigi tereskpos, dan hal inilah
yang menyebabkan gigi ngilu dan menjadi sensitif saat di udara dingin
ataupun saat sedang mengunyah makanan.
3. Gunakan bulu sikat gigi yang lembut
Bulu sikat gigi ternyata penting untuk menjaga
sensitivitas gigi. Anda sebaiknya tidak mencari yang murah saja, namun
utamakan pada yang bulu sikat yang halus. Sebab saat Anda memakai sikat
gigi yang berbulu kasar, hal itu juga bisa mengendurkan gusi dan menjadi
faktor penyebab gigi terasa ngilu.
4. Menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif
Pasta gigi biasa tidak bisa melindungi gigi sensitif
Anda dari rasa ngilu. Anda perlu menggunakan pasta gigi khusus gigi
sensitif yang bekerja lebih efektif dalam memberikan
perlindungan lebih untuk gigi sensitif, sehingga membantu mengatasi rasa
ngilu dan mencegahnya datang lagi.
5. Jangan lupa gosok gigi 2 kali dalam sehari
Untuk
mencegah terbentuknya plak gigi, jagalah kesehatan gigi dengan rutin
menyikat gigi sehari 2 kali. Perhatikan juga teknik menyikat gigi yang
benar sehingga Anda bisa membersihkan seluruh bagian gigi dan mulut.
Sikat dengan lembut dan hati-hati di sekitar garis gusi sehingga Anda
tidak menghilangkan jaringan pada gusi, yang bisa membuat gigi jadi
sensitif.