Anak yang punya gigi sehat cenderung lebih jarang absen masuk sekolah karena sakit ketimbang anak lain yang mengalami kerusakan gigi. Hal ini didukung oleh hasil survei terbaru dari Unilever pada tahun 2018 lalu yang melibatkan 8 negara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan survei tersebut, sakit gigi sering
menyebabkan anak-anak Indonesia tidak masuk sekolah rata-rata dua hari
dalam setahun. Nyeri tajam berdenyut yang terus dirasakan anak mau tak
mau membuat mereka harus izin tidak masuk sekolah karena sakit gigi.
Di samping itu, sakit gigi
dapat membuat anak sulit tidur malam dengan nyenyak. Terlebih jika rasa
sakitnya sangat berat. Anak yang tidak bisa tidur nyenyak di malam hari
seringkali harus terpaksa masuk sekolah dalam keadaan
mengantuk. Akibatnya anak tentu tidak dapat maksimal menyerap pelajaran
di sekolah.
Itu kenapa selain membuat anak lebih jarang absen karena sakit,
gigi yang sehat pun membuat anak lebih mudah fokus dan berkonsentrasi
belajar di sekolah.
2. Anak bisa bersosialisasi lebih baik
Anak yang tidak percaya diri cenderung dua kali lipat lebih sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Sebab, rasa minder membuat mereka lebih memilih untuk menarik diri dari
berbagai macam aktivitas sosial. Bayangkan jika misalnya anak Anda
memiliki gigi depan yang busuk kehitaman, tentu dia akan malu untuk
berbicara, apalagi tersenyum dan bersosialisasi, ‘kan?
Lain ceritanya bila anak Anda sudah punya rasa kepercayaan diri
yang tinggi sejak kecil. Karakter positif ini membuat anak akan lebih
bisa menghargai dan mencintai diri sendiri.
Memiliki gigi yang sehat membantu anak bisa lebih luwes
bersosialisasi dan bergaul dengan teman-temannya di sekolah. Anak pun
jadi tak ragu untuk mengajak orang lain bercengkerama dan mengeksplorasi
hal-hal baru.
Pada akhirnya, anak Anda akan lebih merasa percaya diri untuk melakukan banyak hal di masa depan.
3. Mendapatkan asupan nutrisi yang lebih baik
Memiliki gigi yang sehat juga memungkinkan anak mendapat asupan nutrisi yang lebih baik, lho!
Gigi yang sehat dan kuat memudahkan anak untuk mengunyah dan
melumat makanan sampai halus. Hal ini akan memudahkan pekerjaan usus
dalam mencerna makanan sekaligus menyerap nutrisi untuk disalurkan ke
otak dan seluruh tubuhnya.
Dengan begitu, anak pun terhindar dari risiko kekurangan nutrisi
atau malnutrisi. Kekurangan nutrisi sendiri dapat melemahkan sistem imun
dan membuat proses tumbuh kembang anak terganggu. Alhasil, anak jadi
tidak dapat belajar dan bermain sebaik anak-anak seusianya.
4. Mendukung kesehatan anak secara keseluruhan
Gigi yang sehat juga akan memengaruhi kesehatan tubuh anak secara
keseluruhan. Anak yang sedari kecil sudah terbiasa disiplin merawat
gigi dan mulut biasanya juga akan lebih baik menjaga kesehatan tubuhnya.
Misalnya, anak jadi bijak dalam memilih makanan yang akan ia
makan, rajin cuci tangan dan membersihkan tubuh, dan juga tidak susah diajak periksa ke dokter gigi.
Nah, semua kebiasaan baik ini tidak hanya memberi dampak positif
pada gigi anak, tapi juga kesehatannya secara menyeluruh. Inilah kenapa
merawat kesehatan gigi dan mulut sejak dini diibaratkan sebagai
investasi untuk masa depan anak kelak.
5. Anak lebih percaya diri
Tahukah Anda, anak-anak yang giginya sering bermasalah cenderung lebih tidak percaya diri?
Hal ini berkaitan dengan efek kerusakan gigi yang tidak hanya
menyebabkan rasa sakit, tapi juga memengaruhi tampilan gigi anak.
Terlebih jika kerusakan giginya disebabkan oleh karies.
Karies mengakibatkan gigi anak cenderung berwarna coklat atau
bahkan kehitaman. Inilah yang kemudian membuat anak jadi malu dan tidak
pede untuk memperlihatkan senyum mereka ke orang lain.
Sebaliknya bila gigi anak terjaga bersih dan sehat, tingkat
kepercayaan dirinya akan meningkat. Anak pun tidak merasa malu untuk
tersenyum lebar di depan banyak orang.
Pasalnya, anak merasa nyaman dengan penampilan tubuhnya sendiri sehingga ikut mendongkrak semangat dan mood positifnya. Bukan hanya itu saja. Anak pun akan selalu bersemangat dan ceria ketika diminta guru untuk maju ke depan kelas.