Tips Bersihkan Mulut Balita yang Belum Tumbuh Gigi
VIVA – Gigi berlubang merupakan masalah yang cukup
sering dihadapi banyak orang. Sebuah survei menyebut bahwa 70 persen
masyarakat Indonesia mengalami gigi berlubang.
Meskipun terdengar sepele, namun nyatanya gigi berlubang cukup membuat
siapa saja menderita hingga menghambat segala aktivitas. Di lain sisi,
gigi berlubang juga bertanggung jawab sebagai pemicu munculnya beberapa
jenis penyakit serius.
Spesialis Gigi RS Siloam Bogor, drg. Setia H, SpKGA mengatakan bahwa
proses menjaga kesehatan dan perawatan gigi sebaiknya dimulai sejak anak
dalam kandungan misalnya si ibu memerhatikan pola konsumsi saat hamil.
Kemudian, perawatan gigi dilanjutkan setelah anak tumbuh gigi.
"Penting sekali orangtua memahami periode pertumbuhan gigi anak.
Periode gigi anak dibentuk sejak dalam kandungan, pada kehamilan 5-6
minggu. Kemudian gigi sulung mulai erupsi (tumbuh) pada 5-6 bulan dan
lengkap usia 2,5-3 tahun. Lalu gigi campuran mulai tumbuh pada usia 6-12
tahun," ujarnya dalam acara Saturday Health Talk di Siloam Hospital
Bogor, Sabtu 13 April 2019 lalu.
Lewat rilis yang diterima VIVA,
Ia juga menjelaskan gejala tumbuh gigi yang dihadapi anak, karena
ketika orangtua memahami proses pertumbuhannya maka ia akan mampu
mendampingi si buah hati.
"Pertumbuhan gigi balita dan anak
ditandai dengan gigi yang akan erupsi pertumbuhan gigi anak biasanya
sering timbul gejala seperti suhu tubuh meningkat," katanya
Lebih lanjut ia menyebutkan gejala lain yang dialami anak meliputi
pipi terasa panas dan memerah, rasa tidak nyaman-sakit oral,
Hypersalivasi, Gusi merah, gatal, bengkak, bercak putih seperti tulang
pada gusinya. Hal itu tentu membuat anak tidak nyaman, sering resah dan
rewel.
Beberapa cara untuk mengurangi nyeri saat erupsi gigi anak
yaitu dengan memberikan biskuit bayi, menyediakan mainan karet yang bisa
digigit, memberikan pijatan ringan pada gusi bayi, biarkan bayi
mengempeng atau dot saat tidur.
Sebaliknya, pada fase saat gigi
anak belum erupsi, pembersihan mulut anak juga harus dilakukan, hal itu
dapat dilakukan dengan menyikat gusi, lidah menggunakan kasa, atau tisu
khusus non alcohol untuk membersihkannya.
"Saat gigi anak sudah
mulai tumbuh, baiknnya dikenalkan sikat gigi dalam pembersihan gigi dan
mulut. Gerakan menyikat gigi pada dasarnya menyikat dari gusi ke gigi.
Pada anak, teknik roling (bulat-bulat) dapat dipakai, hal ini karena
motorik halus anak belum sempurna," ujarnya.
Penggunaan pasta gigi
yang mengandung fluoride dapat diberikan saat anak telah mampu gerakan
berkumur penggunaan pasta gigi hanya sebesar biji kacang polong.
Waktu
menyikat gigi minimal dua kali sehari, yakni pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur. Menyikat gigi setelah sarapan dikarenakan, sisa
makanan akan menjadi plak pathogen setelah enam jam, hal ini akan
membentuk kalkulus yang akan menjadi sumber infeksi.
"Pemeriksaan
gigi anak ke dokter gigi sebaiknya dilakukan tiga sampai empat bulan
sekali, hal ini dapat membantu pemeliharan kesehatan gigi anak, dan
memantau tumbuh kembang gigi dan mulut anak", ujarnya.(ldp)
Tapi
tahukah Anda, ternyata penyebab gigi berlubang tidak terbentuk begitu
saja. Proses gigi berlubang terjadi sejak usia dini, bahkan sejak gigi
pertama Anda tumbuh. Pemicunya selain pola konsumsi, ternyata faktor
kebersihan dan perawatan gigi sangat menentukan.