Gosok Gigi di 6 Waktu ini, Agar tidak
Ganggu Malaikat
By
Ustadz
Ammi Nur Baits
-
Apr 15, 2019
3
Gosok Gigi di 6 Waktu ini, Agar tidak Ganggu Malaikat
Bismillah was shalatu
was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Bersiwak adalah
membersihkan mulut dan gigi dengan menggunakan alat tertentu. Di masa silam,
sebelum ada sikat gigi, media siwak adalah dahan pohon. Dan dahan yang paling
banyak digunakan adalah dahan pohon araak. Dan kebiasaan ini juga masih
dilestarikan oleh beberapa kaum muslimin hingga sekarang.
Ada banyak sekali
keutamaan gosok gigi, diantaranya,
[1] Hadis dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ
عَلَى أُمَّتِى – أَوْ عَلَى النَّاسِ – لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ
صَلاَةٍ
“Andai tidak memberatkan
umatku – dalam riwayat lain, tidak memberatkan manusia – tentu aku akan
perintahkan mereka untuk ber-siwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Bukhari 887, Ahmad 7339 dan yang lainnya)
[2] Hadis dari Abu Bakr
as-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, Nabiﷺ bersabda,
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ
لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
Bersiwak itu
membersihkan mulut, mengundang ridha Allah. (HR. Ahmad 7, Nasai 5, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Berdasarkan hadis di
atas, para ulama menegaskan bahwa bersiwak adalah sunah muakkad (sunah yang
sangat ditekankan). Imam an-Nawawi menyebutkan, sepakat ulama bahwa gosok gigi
sangat dianjurkan. Bahkan ada sebagian ulama masa silam yang me-wajibkan
bersiwak, diantaranya adalah Imam Ishaq bin Rahuyah.
Waktu Bergosok Gigi
Gosok gigi dianjurkan
dalam setiap waktu. Karena bersiwak mengundang ridha Allah. Hanya saja para
ulama menyebutkan, ada beberapa waktu dimana kita ditekankan untuk bersiwak,
berdsaarkan beberapa riwayat dari Nabiﷺ. Diantaranya,
[1] Ketika wudhu dan
hendak shalat
Berdasarkan hadis Nabiﷺ,
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ
عَلَى أُمَّتِي، لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ الْوُضُوءِ
Andaikan tidak
memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali
berwudhu. (HR. Ahmad 7412 dan
dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Dalam riwayat lain,
Nabi ﷺ bersabda,
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ
عَلَى أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ
“Andai tidak memberatkan
umatku, aku akan perintahkan mereka untuk ber-siwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Bukhari 887, Ahmad 7339 dan yang lainnya)
[2] Ketika hendak masuk
rumah, karena akan ketemu istri dan keluarganya
Aisyah radhiyallahu
‘anha bercerita,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى
الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ
Apabila Nabiﷺ hendak masuk rumahnya, pertama kali yang beliau lakukan adalah
gosok gigi. (HR. Ahmad 25553 & Muslim 614).
[3] Ketika bangun tidur
Hudzaifah radhiyallahu
‘anhu menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ
بِالسِّوَاكِ
Bahwa Rasulullah ﷺ ketika bangun tidur di malam hari, beliau gosok gigi. (Muttafaq
‘alaih).
[4] Ketika mulut semakin
bau
Mulut menjadi sangat bau
bisa disebabkan karena lapar atau kehausan atau kepanasan. Karena siwak
berfungsi membersihkan mulut maka bersiwak lebih ditekankan ketika dibutuhkan,
yaitu ketika mulut bau.
[5] Ketika hendak masuk
masjid
Allah perintahkan kita
untuk menggunakan pakaian terbaik saat ke masjid. Allah berfirman,
يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا
زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Wahai bani Adam,
gunakanlah perhiasan kalian ketika ke masjid..” (QS. al-A’raf: 31).
Di samping itu, mulut
yang bau bisa mengganggu orang yang ada di sekitarnya. Dan ini akan mengganggu
malaikat. Nabiﷺ bersabda,
فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ
تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ
Sesungguhnya malaikat
merasa terganggu dengan sesuatu yang mengganggu manusia. (HR. Muslim 1282).
[6] Ketika hendak
membaca al-Quran
Karena bacaan al-Quran
didengarkan dan diperhatikan oleh Malaikat.
Anda perhatikan hadis
berikut,
Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu
‘anhu, beliau mengatakan,
‘Kami diperintahkan
(oleh Rasulullah) untuk bersiwak dan beliau bersabda,
إن العبد إذا قام يصلي
أتاه الملك فقام خلفه يستمع القرآن ويدنو فلا يزال يستمع ويدنو حتى يضع فاه على
فيه فلا يقرأ آية إلا كانت في جوف الملك
“Sesungguhnya seorang
hamba ketika hendak mendirikan shalat datanglah malaikat padanya. Kemudian
malaikat itu berdiri di belakangnya, mendengarkan bacaan Al-Qu’rannya, dan
semakin mendekat padanya. Tidaklah dia berhenti dan mendekat sampai dia
meletakkan mulutnya pada mulut hamba tadi. Tidaklah hamba tersebut membaca
suatu ayat kecuali ayat tersebut masuk ke perut malaikat itu.” (HR. Baihaqi
dalam al-Kubro 161, dan status hadis ini shahih lighairihi)
Demikian, semoga
bermanfaat.
Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi
Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)