Upaya proteksi sakit gigi ternyata seharusnya dilakukan sejak dalam
kandungan. Di dalam rahim ibulah, awal dari terbentuknya gigi, apakah
kuat ataukah tidak. Itulah yang menjadi penentu keberlangsungan
kesehatan gigi seseorang.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Sri Hananto Seno - Bisnis/Eva Rianti
Bisnis.com, JAKARTA – Upaya proteksi sakit gigi
ternyata seharusnya dilakukan sejak dalam kandungan. Di dalam rahim
ibulah, awal dari terbentuknya gigi, apakah kuat ataukah tidak. Itulah
yang menjadi penentu keberlangsungan kesehatan gigi seseorang.
Ketua
Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Sri Hananto
Seno menuturkan bahwa proses terbentuknya gigi adalah ketika di dalam
rahim ibu sehingga diperlukan suplai atau asupan yang dapat menguatkan
gigi.
“Gigi terbentuk sejak di dalam kandungan sehingga perlu
suplai untuk penguatan gigi. Itulah bentuk proteksi [terhadap sakit
gigi] yang seharusnya dilakukan dari awal,” ujarnya, baru-baru ini.
Karena
itulah, asupan, baik makanan maupun minuman yang memiliki manfaat
positif untuk memperkuat gigi sangat diperlukan. Menurutnya, ada tiga
asupan yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu ketika hamil agar bisa
mendorong terbentuknya gigi yang sehat pada sang buah hati, yakni ikan
teri, bayam, dan air teh.
“Saat hamil, banyaklah makan ikan teri,
bayam, dan air teh. Semakin banyak konsumsi itu, maka zat fosfor akan
dialirkan ke geraham. Ini akan membuat gigi menjadi lebih kuat,”
tuturnya.
Seno menjelaskan ketiganya dianggap baik lantaran
memiliki kandungan zat fosfor yang tinggi sehingga memberi dampak pada
pertumbuhan gigi yang kuat dan sehat. Semakin kuat gigi, otomatis akan
semakin tahan dari karies gigi.
Kemudian, setelah lahir, sang ibu
perlu untuk tetap mengonsumsinya. Nantinya, anak akan tetap mendapatkan
asupan-asupan tersebut melalui susu yang diberikan oleh ibu.
Adapun,
setelah tumbuh, anak perlu diedukasi agar sadar untuk bisa merawat
gigi. Standar perawatan gigi yang baik adalah menyikat gigi pada pagi
dan malam hari setiap hari dan memeriksanya setiap enam bulan sekali ke
dokter.