Penyebab utama masalah gigi berlubang adalah karena adanya penumpukan bakteri pada rongga mulut yang disebabkan oleh kebiasaan buruk yang tidak disadari, seperti mengonsumsi makanan manis secara berlebihan tanpa dibarengi dengan menggosok gigi secara rutin. Oleh sebab itu, bakteri berkembang biak dengan mudah dan merusak bagian gigi, mulai dari mengikis bagian luar (email) hingga bagian dalam gigi (dentin) sampai membentuk lubang. Tapi tahukah kamu bahwa di tengah gigi yang berlubang dapat muncul benjolan yang terus membesar?
Benjolan yang kamu lihat adalah Polip pulpa atau yang dalam istilah medis dikenal dengan sebutan pulpitis hiperplasia kronis. Benjolan yang kamu lihat di area gigi yang berlubang disebabkan oleh adanya peradangan di tengah gigi. Jaringan tersebut merupakan tonjolan jaringan granulomatosa yang keluar dari ruang pulpa, produk dari radang pulpa yang berasal dari pertambahan jumlah sel ataupun pembesaran sel-sel pulpa yang berlangsung lama dan didukung vaskularisasi jaringan pulpa. Biasanya tampak bengkak, berwarna kemerahan, mudah berdarah dan terasa sakit jika tertekan.
Pada polip gigi, pertumbuhan jaringan bersifat menetap dan tidak dapat mengecil kembali meskipun peradangan sudah diatasi. Bentuk polip pulpa seringkali disalah artikan sebagai penyakit kanker pada gusi atau jaringan penyangga gigi (periodontium) karena kemunculannya membentuk benjolan diantara gusi. Penyakit ini biasanya terjadi pada gigi geraham bawah, baik usia dewasa maupun anak-anak. Anak-anak umumnya memiliki ambang rasa nyeri rendah sehingga tidak mudah merasakan sakit gigi. Biasanya saat anak-anak mengeluh sakit gigi, kondisi gigi sudah berlubang dalam dan bahkan mencapai tempat saraf.
Polip pulpa terjadi akibat adanya iritasi dan infeksi bakteri pada pulpa gigi yang terbuka karena ketidakutuhannya mahkota gigi, misalnya pada gigi berlubang atau cedera. Saat kondisi mahkota gigi terbuka, bakteri yang ada dalam rongga mulut dapat menimbulkan reaksi peradangan menahun (kronis) dan menyebabkan pertumbuhan jaringan serta membentuk polip.
Jika kamu rutin memeriksakan kondisi gigimu ke dokter gigi, polip pulpa ini akan lebih cepat dideteksi kemunculannya sehingga tidak menimbulkan permasalahan mulut lainnya. Polip pulpa umumnya bersifat asimptomatik (tidak menimbulkan gejala) dan tidak mengakibakan kematian pada penderita, namun dapat mengakibatkan gigi tanggal secara permanen.
Peradangan yang memicu membesarnya pulpa polip yang disebabkan oleh iritasi atau infeksi bakteri pada pulpa gigi yang terbuka, akibat adanya kerusakan pada mahkota gigi, seperti misalnya pada gigi berlubang. Infeksi tersebut dapat dipicu oleh paparan bakteri, makanan sisa, zat lain yang terdapat di rongga mulut serta beberapa hal lain, sebagai berikut:
- Karies gigi, yang mengakibakan banyak hilangnya struktur gigi terutama bagian enamel gigi.
- Gagalnya memperbaiki jaringan gigi, sehingga gigi mudah terpapar oleh bakteri dan patogen lain pada rongga mulut.
- Patah gigi akibat cedera.
- Munculnya reaksi hipersensitif pada gigi.
- Pengaruh dari hormon, terutama estrogen dan progesteron.
- Adanya rongga gigi yang terbuka dan masih memiliki aliran darah yang baik.
Pada umumnya, penyakit ini dapat ditangani melalui proses pembedahan atau pemberian obat-obatan tertentu. Berikut penjelasan mengenai cara penanganan polip pulpa:
- Pembedahan, cara yang paling sering dilakukan untuk menghilangkan polip pulpa. Jenis pembedahan pun disesuaikan dengan kondisi polip pulpa yang diderita oleh pasien. Pembedahan yang biasa dilakukan adalah:
- Pengangkatan gigi yang mengalami polip secara menyeluruh, dilakukan dengan mencopot gigi yang terkena polip beserta akar-akarnya. Pembedahan dilakukan dengan meninggalkan bagian gigi yang terkena polip seminimal mungkin di dalam rongga mulut.
- Pulpotomi, yaitu metode pembedahan yang dilakukan dengan cara memotong polip tanpa mengangkat gigi yang mengalami polip. Perlu diingat, meskipun pulpotomi memberikan hasil yang baik, pada polip yang sudah berkembang sejak lama, kerusakan bagian gigi akibat polip tidak dapat diperbaiki kembali. Pada kasus seperti itu, pencabutan bagian gigi beserta akarnya juga harus dilakukan.
- Perawatan, perawatan lanjutan biasanya dilakukan setelah tindakan pulpotomi yang tidak disertai dengan pengangkatan gigi.
- Pemasangan penghalang enamel gigi dan penambahan resin pada akar gigi, guna mencegah perkembangan polip pulpa terutama pada gigi yang sedang mengalami pertumbuhan.
- Pengobatan restoratif, yaitu pengobatan dengan cara menambal dan memperbaiki enamel gigi serta perawatan akar gigi.
- Obat-obatan, yang dapat diberikan umumnya adalah antibiotik. Antibiotik minum dapat juga diberikan untuk mengurangi infeksi bakteri sistemik.
Setelah dilakukan penanganan, baik melalui pembedahan, perawatan maupun pemberian obat-obatan, pasien diharuskan untuk melakukan pemeriksaan gigi secara rutin. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memantau keberhasilan pengobatan polip pulpa pada pasien untuk menghindari tanggalnya gigi secara prematur. Apabila dokter mengusulkan untuk mencabut gigi yang mengalami polip pulpa, maka kamu akan disarankan untuk menggunakan gigi palsu supaya memudahkan proses penghancuran makanan dalam rongga mulut.
Penderita sangat dianjurkan untuk merawat gigi di rumah dengan baik, seperti menggosok gigi secara teratur, menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak gigi atau memperburuk kondisi pulpa.