Liputan6.com, Jakarta Riskesdas atau riset kesehatan
dasar kembali dilaksanakan pada tahun 2018. Riset ini dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik yang terintegrasi dengan Kemenkes RI (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia) dan PDGI (Persatuan Dokter Gigi
Indonesia). Adapun PDGI untuk kali pertama berpartisipasi dalam
pelaksanaan Riskesdas 2018 ini.
Ketua Pengurus Besar PDGI, Dr. drg. Hananto Seno, Sp.BM., MM, mengungkapkan pentingnya datakesehatan gigi
dan mulut di Indonesia. Ini karenaangka kerusakan gigi di Indonesia
mencapai 4-5 gigi per orang. Data ini merujuk pada riskesdas sebelumnya,
yakni tahun 2007, 2010, dan 2013.
"Padahal, dunia sudah menyatakan bahwa standar internasional 2.5 gigi
per orang," ungkap Hananto saat jumpa pers pada Rapat Koordinasi Teknis
Riskesdas 2018, Senin (29/1/2018).
Hananto pun mengungkapkan kerusakan gigi dapat menyebabkan penyakit
katastropik seperti stroke, jantung, dan ginjal. Dia pun berterima kasih
pada Menteri Kesehatan RI karena PDGI pada tahun ini diajak untuk
berpartisipasi dalam Riskesdas 2018.
Pada riset dasar kesehatan kali ini, Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) menggunakan metode potong lintang (Cross Sectional)
dengan Kerangka sampel blok sensus dari Susenas (Survei Sosial Ekonomi
Nasional) bulan Maret 2018 dari Badan Pusat Statistik. Riskesdas
rencananyaakan dilakukan pada bulan April-Mei 2018.