Menggosok gigi adalah salah satu ritual wajib yang dilakukan setiap hari untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Namun terkadang, Anda mungkin hanya sembarang meletakkan sikat gigi dan tidak menyimpannya dengan cara yang benar setelah menggunakannya. Padahal, sikat gigi sangat rentan menjadi sarang kuman dan penyakit, lho! Lantas, sudah benarkah cara Anda dalam menyimpan sikat gigi? Yuk, ikuti tips berikut ini!
Tips menyimpan sikat gigi supaya tak jadi sarang kuman penyakit
1. Hindari menyimpan sikat gigi di dekat toilet
Di mana Anda menyimpan sikat gigi? Jika selama ini Anda meletakkan sikat gigi di dekat wastafel atau toilet, besar kemungkinan sikat gigi akan terkena zat-zat sisa kotoran, sabun, dan air kotor yang mengandung banyak kuman penyakit.
Jadi saat membilas (flush) toilet, air toilet dapat terciprat hingga sejauh 2 meter ke segala arah. Bahkan menurut Charles Gerba, Ph.D., seorang profesor dan ahli mikrobiologi dan ilmu lingkungan di University of Arizona College of Public Health, bakteri dan virus (E.coli, S. aureus, dan bakteri lainnya) dari toilet dapat menempel di seluruh permukaan kamar mandi, termasuk di sela-sela bulu sikat gigi dan mengendap dalam beberapa waktu.
Nah, ini sama halnya bila Anda sering menyimpan sikat gigi di dekat wastafel. Cipratan air wastafel yang mungkin telah bercampur dengan sisa-sisa sabun atau air kotor dapat berpindah dengan mudah ke bulu sikat gigi. Alih-alih membersihkan gigi, kotoran malah menuAnda malah menumpuk kotoran di gigi Anda.
2. Pisahkan sikat gigi Anda dari sikat gigi orang lain
Faktanya, rongga mulut adalah rumah bagi ratusan jenis mikroorganisme yang berbeda, mulai dari bakteri alami maupun bakteri dari luar yang mungkin membahayakan kesehatan tubuh. Setiap kali Anda menggosok gigi, maka sikat gigi tersebut sudah menjadi perantara penularan mikroorganisme kepada orang lain.
Karena itu, salah satu cara menyimpan sikat gigi yang benar adalah dengan memisahkan sikat gigi Anda dari sikat gigi orang lain, sekalipun dengan anggota keluarga Anda. Sebab, mencampurkan beberapa sikat gigi dapat membuat permukaan bulu sikat saling menempel dan menyebabkan kontaminasi silang. Hal ini bisa meningkatkan risiko perpindahan bakteri dari satu sikat gigi ke sikat gigi lainnya.
Bahaya ini sama halnya bila Anda berbagi sikat gigi, alias menggunakan satu sikat gigi yang sama dengan orang lain. Menurut American Dental Association, kebiasaan berbagi sikat gigi juga dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi silang, yaitu perpindahan mikroorganisme yang dapat meningkatkan risiko infeksi. Akibatnya, penularan penyakit tak bisa dihindari.
3. Letakkan sikat gigi di tempat terbuka
Tidak sedikit orang yang terbiasa untuk meletakkan sikat gigi di dalam lemari, wadah tertutup atau menutup bulu sikat gigi dengan penutup. Biasanya, ini dilakukan untuk menjaga bulu sikat gigi dari kontaminasi bakteri yang ada di dalam toilet.
Ternyata, kebiasaan ini kurang baik. Pasalnya, menyimpan sikat gigi di dalam wadah tertutup atau sengaja menutup ujungnya akan membuat bulu sikat gigi menjadi lembap. Lingkungan lembap adalah lingkungan yang paling disukai bakteri untuk tumbuh lebih cepat. Akibatnya, sikat gigi Anda justru menjadi sarang bakteri.
Bahkan, menurut Jacki Blatz, seorang ahli kebersihan gigi sekaligus pemilik Dentique Dental Hygiene Centre di Fort Saskatchewan, Alberta, kebiasaan menyimpan sikat gigi di dalam lemari dapat memperparah sakit Anda bila Anda sedang terkena flu, sakit tenggorokan, atau sariawan.
Maka itu, sebaiknya letakkan sikat gigi Anda di cangkir atau gantungkan di tempat terbuka agar sirkulasi udaranya berjalan dengan baik.
4. Posisikan sikat gigi menghadap ke atas
Sudah benarkah cara Anda menyimpan gigi yang satu ini? Ya, sikat gigi sebaiknya diletakkan menghadap ke atas atau dalam posisi tegak, yaitu bulu sikat gigi di atas dan gagang sikat gigi berada di bawah.
Cara ini berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi bulu sikat gigi agar bisa ‘bernapas’ dan mendapatkan sirkulasi udara yang baik di sela-selanya. Selain itu, hal ini juga bermanfaat untuk mengalirkan sisa-sisa air di sela-sela bulu sikat gigi sehingga kelembapan pada bulu sikat gigi menjadi terjaga. Jadi, hal ini bisa mencegah tumbuhnya bakteri pada sikat gigi.
5. Rutin ganti sikat gigi
Pastikan untuk rutin mengganti sikat gigi setiap 3 sampai 4 bulan sekali. Namun, jika Anda menemukan bulu sikat gigi sudah melebar sebelum tiga bulan, maka Anda tetap wajib menggantinya dengan sikat gigi yang baru. Sikat gigi yang bulu-bulunya sudah melebar tak akan lagi efektif membersihkan rongga mulut Anda.
Kalau Anda sedang terkena flu, demam, batuk, sakit tenggorokan, sariawan, atau masalah mulut lainnya, segera ganti sikat gigi Anda setelah sembuh. Pasalnya, saat Anda menyikat gigi ketika sedang sakit, virus-virus yang ada akan menempel di bulu sikat gigi dan bisa membuat penyakit kambuh lagi.
Jadi, jangan lupa untuk mengganti sikat gigi dengan rutin, ya.