Ilustrasi dokter gigi.
Berdasarkan riset kesehatan dasar 2018, gigi berlubang masih menjadi
masalah serius di Indonesia. Sebanyak 90,2 persen anak Indonesia di atas
usia lima tahun memiliki masalah gigi berlubang.
Ketua Pengurus
Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Dr. drg. R.M Sri Hananto
Seno, Sp.BM(K)., MM mengatakan, saat ini secara nyata gigi berlubang
masih menjadi masalah besar bagi kesehatan gigi dan mulut anak
Indonesia.
Sebuah survei global yang dilakukan Pepsodent, Unilever mengungkap
fakta terbaru mengenai korelasi antara gigi sehat dan masa depan anak.
Survei
tersebut dilakukan pada 2018 di delapan negara yaitu Chili, Mesir,
Prancis, Italia, Indonesia, Amerika Serikat, Ghana, dan Vietnam.
Survei melibatkan 4.094 responden (jumlah populasi survei global) anak
berusia 6-17 tahun beserta orangtua mereka.
Di Indonesia, survei dilakukan pada 506 anak. Hasilnya, banyak anak
Indonesia mengalami keluhan sakit gigi selama satu tahun terakhir,
sebanyak 64 persen. Hal ini membuat anak mengalami kesulitan di sekolah.
Hal itu diungkapkan drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia. Menurutnya, hal itu menyebabkan anak sulit meraih prestasi akademis maupun bersosialisasi.
"Akibat
sakit gigi, 37 persen anak mengaku harus absen dari sekolah. Rasa sakit
juga sebabkan anak alami gangguan tidur sehingga mereka ke sekolah
dalam keadaan mengantuk, sulit berkonsentrasi hingga tidak aktif dalam
kegiatan sekolah. Sehingga kemampuan mereka menyerap materi pelajaran
jadi terganggu," ungkapnya ditemui di lokasi yang sama.
Tak hanya
itu, dr. Mirah menyebut, anak-anak yang bermasalah dengan gigi dan mulut
cenderung akan dua kali lebih rentan alami krisis kepercayaan diri
hingga kesulitan bersosialisasi.