Oleh: drg. Beverly.
Pada masa kehamilan, ada beberapa perubahan dalam
rongga mulut yang bisa terjadi, misalnya epulis, erosi gigi, gigi
goyang, gusi bengkak dan merah. Hal ini tidak luput kaitannya dengan
perubahan hormon yang terjadi didalam tubuh ibu hamil. Oleh karena
itu, ibu hamil diharuskan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik
dan tidak menghindari kunjungan ke dokter gigi ketika menemukan
kejanggalan seperti yang disebutkan.
Secara umum, apabila dibagi berdasarkan trimester kehamilan, hal
yang dapat dilakukan oleh ibu hamil selama kehamilan meliputi:
1. Trimester 1: peningkatan kesehatan rongga mulut, pembersihan karang gigi dan tindakan darurat kedokteran gigi.
2. Trimester 2: pembersihan karang gigi,
penambalan gigi, perawatan saluran akar gigi, dan pencabutan gigi
(dengan pertimbangan dari dokter kandungan dan dokter gigi).
3. Trimester 3: sebaiknya semua tindakan dokter gigi ditunda selama tiga minggu sebelum melahirkan, kecuali darurat.
Di masyarakat, terdapat banyak mitos tentang perawatan gigi ketika
seorang wanita sedang hamil. Namun, apakah mitos tersebut benar
menurut kedokteran gigi? Atau hanya sekedar mitos?
1. Perawatan gigi harus menunggu selesai masa kehamilan
Mitos. Beberapa tindakan medis yang berkaitan dengan mulut dan gigi
masih aman dilakukan. Sebab, gangguan yang terjadi pada rongga mulut
bisa berdampak pada kesehatan ibu dan perkembangan janin. Meski
demikian, semua jenis tindakan medis gigi paling aman dilakukan pada
masa kehamilan trimester kedua. Sehingga perawatan yang tidak
mendesak diprioritaskan dilakukan pada masa kehamilan trimester kedua
atau sesudah melahirkan.
2. Ibu hamil tidak boleh menggosok gigi
Mitos. Gosok gigi merupakan tindakan yang sangat penting untuk
menjaga kebersihan rongga mulut. Ibu hamil wajib menyikat gigi untuk
mencegah terjadinya perkembangan bakteri di dalam tubuh yang dapat
membahayakan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
3. Ibu hamil tidak boleh merawat gusi
Mitos. Kehamilan akan mengakibatkan peningkatan hormon
progesteron. Hal ini berpengaruh terhadap pembengkakan gusi akibat
peningkatan hormon sehingga gusi cenderung mudah berdarah.
Perawatan gusi seperti pembersihan plak wajib dilakukan oleh ibu
hamil untuk menjaga kesehatan rongga mulut sehingga gusi tidak mudah
meradang.
4. Ibu hamil tidak boleh cabut gigi
Mitos. Jika gigi tersebut harus cabut karena tidak dapat
dipertahankan lagi, waktu yang paling disarankan adalah setelah
melahirkan namun apabila sang ibu tidak dapat mengonsumsi makanan
karena terganggu oleh keadaan gigi tersebut, sebaiknya dilakukan di
trimester kedua agar asupan nutrisi untuk janin tidak terhambat.
5. Tidak aman pembiusan lokal selama kehamilan
Mitos. Bius lokal untuk membantu dalam tindakan aman dilakukan
terhadap ibu hamil dan tidak memiliki efek negatif terhadap janin.
6. Tidak boleh melakukan pemeriksaan rontgen
Mitos. Pemeriksaan rontgen sebaiknya dihindari apabila
memungkinkan. Namun, apabila pemeriksaan rontgen merupakan suatu
keharusan maka tindakan yang dapat dilakukan adalah menggunakan apron
untuk proteksi diri dan dosis penyinaran yang dibatasi.
7. Tidak boleh mengonsumsi antibiotik
Mitos. Terdapat jenis antibiotik yang aman untuk dikonsumsi ibu
hamil dan tidak berbahaya bagi janin. Oleh sebab itu, ibu hamil perlu
menyampaikan kepada dokter gigi tentang kondisi kehamilannya agar
dokter gigi bisa meresepkan obat yang tepat.
8. Aman memasang kawat gigi selama kehamilan
Mitos. Sebaiknya pemasangan kawat gigi ditunda sampai selesai masa
kehamilan. Penggunaan kawat gigi akan menyebabkan ketidaknyamanan dan
rasa ngilu yang dapat menurunkan selera makan ibu hamil. Hal ini akan
mempengaruhi asupan nutrisi yang akan diterima janin. Selain itu,
hormon ibu hamil juga cenderung memperburuk keadaan kesehatan rongga
mulut sehingga pemasangan kawat gigi selama kehamilan bukan waktu
yang tepat.
9. Dokter gigi tidak perlu tahu masalah kesehatan Anda lainnya
Mitos. Beritahukan kepada dokter gigi bahwa anda sedang hamil dan
apabila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan, beritahukan jenis dan dosis
obat yang Anda konsumsi. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan
dokter gigi dalam mengambil tindakan dan membuka resep obat.
10. Ibu hamil cenderung kehilangan gigi karena kalsium gigi diambil janin
Mitos. Saat hamil, ibu hamil cenderung mual dan muntah
terus-menerus. Asam lambung yang dikeluarkan akan mengakibatkan gigi
erosi sehingga gigi menjadi lebih lunak. Namun faktanya, asupan untuk
janin didapatkan dari zat gizi yang disalurkan ibu hamil dan bukan
dari gigi sang ibu.
11. Setelah muntah, ibu hamil harus segera membersihkannya dengan menggosok gigi
Mitos. saat muntah, asam dari lambung akan mengakibatkan erosi
gigi dan membuat gigi menjadi lebih lunak. Apabila gigi disikat
ketika gigi dalam keadaan lunak, enamel gigi akan terkikis lebih
banyak dan mengakibatkan gigi menjadi sensitif. Solusi yang paling
baik setelah muntah adalah berkumur dengan air.
12. Pembusukan gigi pada ibu hamil sering terjadi karena perubahan hormon
Mitos. Penyebab kerusakan gigi ibu hamil terjadi karena ibu hamil
tidak rajin menjaga kebersihan mulut dan giginya bukan karena perubahan
hormon.